Kisah tentang tawar menawar antara manusia dan Tuhan, seperti yang terjadi ketika Abraham berusaha menyelamatkan Sodom dan Gomora dari kehancuran, memunculkan pertanyaan mendalam tentang kemampuan manusia untuk bernegosiasi dengan Sang Pencipta. Apakah Tuhan dapat dirayu untuk mengubah keputusan-Nya?
Dalam Bilangan 23:19, terdapat firman yang menegaskan bahwa Allah bukanlah manusia yang dapat berdusta atau menyesal. Keputusan-Nya adalah mutlak dan tak tergoyahkan. Namun, mengapa Tuhan memberi ruang bagi Abraham untuk melakukan tawar menawar? Bahkan, kita melihat bahwa hati Tuhan dapat luluh, seperti yang terjadi pada kisah Yunus dan Niniwe, atau ketika Yesaya menyampaikan kabar kematian kepada Hizkia, yang akhirnya diubah oleh doa dan tangisannya, sehingga memperpanjang umur Hizkia 15 tahun lagi.
Untuk memahami dinamika ini, kita perlu kembali ke esensi hati Tuhan. Yeremia 29:11 membawa kita pada pengertian bahwa hati Tuhan penuh dengan rencana damai sejahtera dan harapan bagi umat-Nya. Tuhan tidak bermaksud jahat, dan keinginan-Nya adalah memberikan kehidupan yang penuh harapan bagi setiap anak-Nya. Hukuman merupakan jalan terakhir yang Tuhan ijinkan ketika manusia menolak bertobat setelah diberi peringatan.
Namun, ketika manusia bersedia bertobat, Tuhan yang penuh kasih akan merangkul mereka dengan kasih-Nya. Kisah Yunus yang memperingatkan Niniwe menjadi contoh nyata; raja dan rakyatnya bahkan hewan berpuasa sebagai ekspresi pertobatan. Hal ini membuat Tuhan menyesal dan mengurungkan niat-Nya untuk menghukum mereka. Kejadian ini menggarisbawahi bahwa kasih Tuhan tidak hanya terbatas pada bangsa Israel, melainkan juga mencakup seluruh umat manusia.
Dalam Yunus 3:10, kita melihat bahwa ketika Tuhan menyaksikan perubahan hati manusia yang meninggalkan kejahatan, Ia menyesal atas malapetaka yang sebelumnya telah direncanakan-Nya untuk mereka, dan Ia tidak jadi melaksanakannya.
BACA JUGA:
Terlibat Aktif Untuk Kepentingan Surga
Hampir Lenyap, Tapi Bangsa Israel Berhasil Selamat Berkat Doa Para Tokoh Alkitab Ini
Pada tingkat individual, contohnya tampak pada kisah Raja Hizkia yang menerima vonis kematian dari Tuhan. Namun, dengan doa dan tangisan, Hizkia meluluhkan hati Tuhan, sehingga usianya diperpanjang 15 tahun (2 Raja-raja 20:1-6). Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam urusan personal, pertobatan dan hubungan erat dengan Tuhan dapat mengubah nasib seseorang.
Kunci keberanian Abraham dan Musa dalam melakukan tawar menawar dengan Tuhan saat ancaman hukuman menghantui adalah karena mereka mengenal hati Tuhan. Bahkan, Yunus yang awalnya melarikan diri dari panggilan Tuhan, mengakui di hadapan Tuhan bahwa ia tahu hati Tuhan yang penuh kasih.
Yunus 4:2, Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.”
Pentingnya hubungan yang erat dengan Tuhan tampak dalam dialog Tuhan dengan Abraham. Dalam Yohanes 15:14-15, Yesus menyatakan bahwa kita bukanlah sekadar hamba, melainkan sahabat jika kita taat dan hidup dalam keintiman dengan-Nya. Melalui ketaatan dan keintiman inilah, Tuhan mengungkapkan isi hati-Nya kepada kita.
Dalam catatan Alkitab, kedua hal tersebut muncul dalam kehidupan para pahlawan iman. Mereka tidak hanya mengerti, tetapi juga berjuang keras agar kehendak Tuhan terwujud. Misalnya, Musa rela mengorbankan dirinya sendiri demi keselamatan bangsa Israel.
Penting untuk dipahami bahwa tawar menawar dengan Tuhan bukanlah upaya egois untuk memenuhi kepentingan diri sendiri. Sebaliknya, hal itu harus didasarkan pada pemahaman mendalam tentang isi hati Tuhan dan kasih-Nya bagi umat manusia. Dengan memahami kerinduan hati Tuhan, kita dapat datang kepada-Nya dengan doa dan permohonan yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Ajukanlah doa untuk keluarga, doakan bangsa Indonesia, bahkan untuk bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan. Percayalah, bukan hanya jawaban Tuhan yang akan Anda lihat, tetapi juga berkat-Nya yang akan melimpah dalam kehidupan Anda.
Sahabat Tuhan, mari menyebarkan kasih-Nya. Sebagai sahabat Tuhan, kita memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kasih-Nya sehingga banyak orang dapat diselamatkan. Sebab, itulah kerinduan terbesar hati Tuhan. Mari bersama-sama melakukan bagian kita dalam membagikan berita baik tentang kasih dan kebaikan-Nya kepada seluruh dunia.
------------------------------------------------------------------
Saat ini CBN sudah melayani 3.720 anak lewat Sanggar Belajar Anak School of Life (SoL) di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal di Indonesia. Mari jadi berkat untuk anak Indonesia agar mereka dapat akses pendidikan yang baik, DONASI SEKARANG.
Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com